Advertorial

Dinas Pertanian dan Peternakan Kutim Bangun Kawasan Estate, Rencanakan Produksi Pupuk Sendiri,

KUTAI TIMUR- Food Estate menjadi salah satu program strategis pembangunan pertanian nasional tahun 2021. Presiden RI, Joko Widodo  mengungkapkan harapanya, agar tahun ini program Food Estate yang telah digarap dapat segera diselesaikan. Setelah dilakukan maka selanjutnya perlu tahapan evaluasi untuk melihat kendala yang terjadi di lapangan,  dapat menjadi contoh Provinsi.

Sebuah konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi. Dinas Pertanian dan Peternakan Kutim akan membangun kawasan food estate. Mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. Target itu akan mencakup kawasan seluas 600 hektar di beberapa kecamatan di Kutim yang tahapan penyiapan yang sudah mulai berjalan.

Dijelaskan bahwa kawasan ini akan menjadi pusat penanaman bawang merah, bawang putih dan kedelai. Mengapa tiga produk ini yang menjadi prioritas? Karena ketiga komoditi ini rentan mengalami gejolak harga di pasaran.

“Jika peluang ini bisa dimanfaatkan dengan baik, tentu membantu para petani dan juga masyarakat di Kutim,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutim, Dyah Ratnaningrum. Dyah menjelaskan, bukan hanya segi penyiapan lahan saja, distanak Kutim juga akan membantu pengadaan pupuk organik bagi kawasan food estate.

Kutim juga bekerjasama dengan beberapa kelompok tani, dan dengan perusahaan yang ada. selain itu juga  diajak berkontribusi terhadap pengembangan pertanian di Kutim. Selain itu peningkatan kapasitas dan kecakapan petani juga diperhatikan, kemudian penerapan teknologi yang akan digunakan dalam food estate tersebut.

“Persiapan food estate ini harus terintegrasi dengan baik, semua faktor harus dipertimbangkan dengan matang, mulai dari penyiapan lahan, ketersediaan bibit unggul, SDM unggul, teknologi pemasaran, serta ‘branding’. Khusus produksi pupuk organik kita akan mencoba memproduksi sendiri dengan menggunakan probiotik dan sampah organik di sekitar kawasan,” terangnya.

untuk hasil perkebunan, pisang gepok yang saat ini telah menjadi komoditi ekspor akan terus dikembangkan. Jadi bukan hanya buah segar yang diekspor, tetapi juga produk turunannya. Apakah itu dalam bentuk keripik pisang, atau tepung pisang, sehingga ada nilai tambah yang diperoleh oleh para petani. (*)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker