Bupati Kutim Ikut Vidcon Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi

KUTAI TIMUR – Perekonomian Indonesia tahun ini dimulai dengan capaian yang tidak menggembirakan, meski masih ada optimisme capaian lebih tinggi di periode berikutnya. Tetapi Akan sangat tidak berarti pertumbuhan ekonomi yang dicapai, jika daya beli masyarakat turun drastis lantaran tingkat inflasi tidak terkendali.
Secara ringkas kenaikan harga tidak selalu merupakan inflasi. Dapat dikategorikan sebagai inflasi apabila memenuhi tiga syarat utama, yaitu: 1) terjadi kenaikan harga; 2) terjadi secara umum; dan 3) berlangsung terus menerus.
Menykapi fenomena inflasi, Sebagai orang nomor satu di Kabupaten Kutai Timur, Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman mengatakan inflasi bahan pokok di Kutim masih bisa dikendalikan. Hal itu disampaikan langsung usai mengikuti rapat Vidcon Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi di Daerah dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang diikuti juga oleh kepala daerah seluruh Indonesia.
Inflasi yang terjadi seperti ini, sangat sering direspons oleh pemerintah dengan kebijakan operasi pasar dan memperbaiki distribusi produk tersebut.
“Hal ini berdasarkan dari data-data dinas, baik itu Disperindag, Dinas Ketahanan Pangan dan lainnya. Jadi inflasi di Kutim masih bisa dikendalikan, kecuali satu komoditi saja mulai dari cabe merah, keriting hingga merah besar. Itulah yang masih tinggi,” ujarnya. Untuk minyak goreng, belum bisa dipublish sebab ada kesalahan data. Sementara untuk yang lain masih cukup bagus, termasuk telur masih stabil, daging bahkan masih bisa dikoordinasikan daerah lain.
Akan tetapi harga tetap stabil, sementara terkait rapat pengendalian inflasi bersama Mendagri, Ia menyampaikan beberapa daerah di Kaltim tak termasuk dalam inflasi tertinggi juga bukan yang terendah. Jika berdasarkan informasi dari Kemendagri, untuk Kutai Barat (Kubar) adalah daerah yang mengalami inflasi.
“Untuk Kutim, Alhamdulillah bukan yang termasuk yang dibicarakan dalam rapat itu,” ungkapnya.Di sisi lain, Ia menyampaikan saat ini masih menitikberatkan kepada Dinas Ketahanan Pangan karena merupakan sumbernya.
Ia pun lantas memerintahkan Distanak berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan untuk mengintervensi program-program ke masyarakatan. “Misalnya karena inflasi di komoditi cabe tinggi. Mengajak masyarakat untuk menanam cabe dan sayur, karena barang itu sangat murah saja, harganya pun cuman puluhan ribu itu harus ditebarkan ke masyarakat dan masyarakat untuk melakukan hal tersebut,” paparnya.
Sayangnya, ia mengakui instruksi itu baru diarahkan awal Oktober lalu, sehingga kemungkinan besar program ini bakal terlihat pada awal Januari 2023. Ya berharap semoga bisa berjalan dengan baik. (*)