Evaluasi Kabupaten Layak Anak (KLA) Kutim Di Nyatakan Naik Dua Tingkat dari Pratama ke Nindya

Journalindonesia.id, Sangatta – Verifikasi Lapangan Hybrid (VLH) Evaluasi Kabupaten Layak Anak (KLA) di Kutai Timur secara online telah selesai dilaksanakan. Kegiatan Verifikasi Lapangan Hybrid Evaluasi KLA ini dilakukan oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia (RI).
Verifikasi yang di adakan secara online tersebut diikuti langsung oleh Bupati Kutim Drs. H. Ardiansyah Sulaiman, M. Si, yang didampingi oleh pimpinan perangkat daerah (PD) dan Forum Koordinas Perangkat Daerah (Forkopimda), di Ruang Rapat Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo Staper), Sabtu (12/6/2023).
Setelah verifikasi dilakukan, hasil di Lapangan Hybrid (VLH) Evaluasi Kabupaten Layak Anak (KLA), yang dilakukan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia (RI) Kabupaten Kutai Timur dinyatakan layak meraih penghargaan KLA dari kategori Pratama naik ke kategori Nindya.
Bupati Kutai Timur Drs. H. Ardiansyah Sulaiman, M. Si, memberi komentar terkait hasil verifikasi tersebut.
“Dari hasil verifikasi yang dilakukan secara virtual tadi, kita sudah menyampaikan data. Data itu skornya sudah hampir sempurna, yakni dengan nilai 900,2 sudah hampir 1000. Artinya hampir sempurna 100 persen,” ungkap Bupati Ardiansyah ditemui usai kegiatan itu.
Bupati mengaku jika Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI sempat menanyakan beberapa data yang disampaikan oleh Pemkab Kutim melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kutim.
“Karena ini adalah kalaboratif sifatnya yang dikomandani (koordinator) oleh dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kepala Bappeda sebagi Gugus Tugas. Semua dinas terlibat, sesungguhnya data itu sudah ada, mereka (Kementerian PPPA RI) hanya ingin memveriasi,” jelasnya
Selain itu, karena Kutai Timur di proyeksikan naik tingkat ke kategori Nindya dan sampai kepada nantinya di kategori Utama, diharapkan data yang masuk, dampaknya apa bagi masyarakat.
“Jadi dalam hal ini, memang wartawan juga harus banyak terlibat untuk memaksimalkan informasi dari masyarakat, bahwa ternyata masyarakat mengalami itu dan sebagainya. Tapi tadi meskipun diminta, kalau ada dampaknya kualitatif mungkin juga bisa, karena 2 hari ini harus melengkapi data yang diminta dan beserta link untuk pelaporan data,” terangnya.
Lebih lanjut Ardiansya mengatakan, ada sebanyak 24 indikator yang terbagi kedalam 5 Cluster yang dilakukan verifikasi oleh Kementrian PPPA.
“Tapi tadi pada saat dilakukan verifikasi hanya di acak-acak, jadi tidak berurutan misalnya Cluster satu A, B, C dan D. Mereka hanya ingin melihat betul nggak data ini, tadi sudah dijawab misalnya Puskesmas Sepaso apakah sudah rama anak,” tuturnya.
Tak hanya itu, penanganan kasus anak juga menjadi perhatian. Di Kutim penanganannya sudah bersifat kalaboratif mulai dari pihak kepolisian, Kejaksaan, Dinas Sosial dan Prikologi. (Ji/01)