Dinkes Kutim Harapakan Kenaikan Gaji Bagi Para Dokter Di Kutai Timur
Journalindonesia.id – Sangatta – Rendahnya gaji dan insentif yang diberikan oleh APBD Kutim kepada para dokter spesialis, yang hanya sebesar Rp 40 juta per bulan, sedangkan di daerah lain sudah mencapai Rp70 juta per bulan. Hal ini menyebabkan sangat sulit mendapatkan dokter yang mau bertahan untuk bertugas di daerah-daerah yang ada di Kutai Timur.
Oleh karena itu, pemerintah daerah harus berupaya memberikan insentif yang lebih baik kepada dokter spesialis agar mereka tertarik untuk bekerja di daerah terpencil tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutim, Bahrani Hasanal, mengungkapkan bahwa keterlambatan pengoperasian RS Muara Bengkal disebabkan oleh sulitnya menemukan tenaga kedokteran yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil Kutim. “Ujar Bahrani.
“Dalam rapat evaluasi rencana pengoperasian RS Muara Bengkal di Ruang Aura Sekretariat Daerah Kabupaten Kutim pada hari Rabu (31/5/2023), kami mengusulkan agar gaji para dokter spesialis di Kutim ditingkatkan menjadi Rp70 juta per bulan, seperti di daerah lain, sehingga lebih banyak dokter yang berminat melamar,” jelas Bahrani Hasanal.
Dijelaskan juga bahwa untuk mendapatkan dokter spesialis yang dibutuhkan, seperti dokter bedah, penyakit kandungan, anak, penyakit dalam, dan dokter anestesi, pihak Dinkes telah menyebarkan informasi lowongan pekerjaan di media sosial dan grup dokter, namun hingga saat ini belum membuahkan hasil. Salah satu faktornya adalah karena insentif yang diberikan masih terlalu kecil dibandingkan dengan RS swasta di Kutim. Bahrani Hasanal berharap adanya peningkatan insentif agar para dokter tertarik bekerja di Kutim.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kutim, Rizali Hadi, menanggapi hal ini dengan menyatakan bahwa APBD Kutim selalu siap membiayai peningkatan gaji dan insentif dokter spesialis, namun hal ini harus disesuaikan dengan regulasi yang jelas. Ia berharap agar Dinkes selalu intens dalam berkomunikasi dengan pimpinan agar usulan peningkatan gaji dan insentif dokter spesialis dapat terlaksana.
“Kita harus menyesuaikan kebutuhan ini agar para dokter mau datang ke Kutim, karena fasilitas di RS Muara Bengkal sudah lengkap,” tandas Rizali Hadi. (JI/01))