Sampah Makin Menumpuk, Kutim Beli Dua Alat Berat Untuk Dukung TPA Batota.
KUTAI TIMUR- Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia yaitu 264 juta jiwa. Jumlah penduduk yang banyak tersebut berpengaruh pada jumlah sampah yang dihasilkan. Semakin tinggi jumlah penduduk, semakin banyak jumlah sampah yang dihasilkan. Perkembangan industri dan teknologi juga dapat membawa dampak negatif salah satunya menambah volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam.
Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. (UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah) Penyaluran sampah yang banyak ditemui terdiri dari proses pengumpulan sampah dari permukiman atau sumber sampah lain, pengangkutan sampah untuk dibuang di Tempat Penampungan Sementara (TPS), dan proses terakhir yaitu pembuangan di Tempat Pemrosesan Akhir.
Permasalahan pengelolaan sampah yang ada di Indonesia dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu tingginya jumlah sampah yang dihasilkan, tingkat pengelolaan pelayanan masih rendah, TPA yang terbatas jumlahnya, institusi pengelola sampah dan masalah biaya. Kesadaran masyarakat akan sampah dan pentingnya menjaga lingkungan juga masih rendah sehingga dapat membawa masalah yang baru seperti penyakit ataupun banjir bagi daerah sekitar TPA.
Kabupaten Kutai Timur, sebagai salah satu daerah yang tidak luput dari permasalahan sampah. Tentu saja memiliki upaya untuk mengurus sampah yang ada di Kutim, terutama ketika sudah sampai di TPA. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) diakhir tahun 2022 ini akan menambah beberapa armada untuk mengatasi masalah penanganan sampah.
Dalam pernyataan PLT Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kutim Andi Palesangi. āTahun ini kami dapat anggaran pengadaan dua alat berapa berupa exavator dan buldoser, untuk menata sampah di TPA, yang berlokasi di Batota, Kec. Sangatta Utara.Ā Informasi alat berat exavator sudah ada, buldosernya saja yang masih menyusul nanti. Plt juga menambahkan bahwa dua alat besar yang ada disana sudah rusak, jadi memang perlu untuk dilakukan penggantian.(*)